Berawal dari langkahan kecil
Aku mengendap dibalik tubuh ibuku
Tanganku tergenggam erat
dan berharap tak akan pernah menjumpaimu
Tutur katamu yang halus
membujukku untuk duduk dan mendengarkanmu
rupanya, kau telah menungguku berjam-jam yang lalu
benar saja, keringat membasahi pipi dan lekukan senyummu
kapur putih bersama serpihannya
menjadi corak tanganmu yang gemulai
ketika aku ragu menentukan arah jalan hidupku
kau tuntun aku perlahan
detik demi detik waktu semakin berlalu
Dulu aku kecil dan aku buta
tapi kini aku sanggup menjadi pemimpin muda
berkarya dan mengabdi pada bangsa
Terima kasih guruku
atas segala jasamu
Berawal dari langkahan kecil
Aku mengendap dibalik tubuh ibuku
Tanganku tergenggam erat
dan berharap tak akan pernah menjumpaimu
Tutur katamu yang halus
membujukku untuk duduk dan mendengarkanmu
rupanya, kau telah menungguku berjam-jam yang lalu
benar saja, keringat membasahi pipi dan lekukan senyummu
kapur putih bersama serpihannya
menjadi corak tanganmu yang gemulai
ketika aku ragu menentukan arah jalan hidupku
kau tuntun aku perlahan
detik demi detik waktu semakin berlalu
Dulu aku kecil dan aku buta
tapi kini aku sanggup menjadi pemimpin muda
berkarya dan mengabdi pada bangsa
Terima kasih guruku
atas segala jasamu
Aku mengendap dibalik tubuh ibuku
Tanganku tergenggam erat
dan berharap tak akan pernah menjumpaimu
Tutur katamu yang halus
membujukku untuk duduk dan mendengarkanmu
rupanya, kau telah menungguku berjam-jam yang lalu
benar saja, keringat membasahi pipi dan lekukan senyummu
kapur putih bersama serpihannya
menjadi corak tanganmu yang gemulai
ketika aku ragu menentukan arah jalan hidupku
kau tuntun aku perlahan
detik demi detik waktu semakin berlalu
Dulu aku kecil dan aku buta
tapi kini aku sanggup menjadi pemimpin muda
berkarya dan mengabdi pada bangsa
Terima kasih guruku
atas segala jasamu
0 komentar:
Posting Komentar