KUNCI SURGA UNTUK MAMA
Aku yang sedari tadi termanggu diatas ayunan kayu, dan terus mengingat-ingat dimana kunci gudang yang telah kuhilangkan kemarin. Hari ini adalah hari terakhir mama memberikanku kesempatan untuk menemukan kunci itu. Apabila tidak, aku akan diusir. Tidak main-main, gudang itu berisi penuh dokumen lama mama. Terakhir aku ingat, saat mama memberiku kunci gudang itu, dan mama menyuruhku dengan paksa untuk membersihkan gudang lama dan gelap itu dan aku .. ah, aku tak ingat kembali . Aku harus bagaimana ? Apabila aku hanya duduk termangu seperti ini, berarti aku rela untuk pergi dari rumah . Dan aku akan menjadi gelandangan. Dan ditengah jalan aku akan mati karena kesedihanku. Dan aku akan kehilangan kesempatan untuk mencuri cinta kasih mama yang selama ini aku harapkan. Sederet hayalan tentang masa depanku yang tak bisa dibanggakan sedikitpun.
Berkali-kali aku yakinkan diriku bahwa mama adalah orang yang paling mencintaiku , walaupun itu tidak benar adanya . berkali-kali aku yakinkan hatiku bahwa mama adalah satu-satunya kebahagiaanku, walaupun kebahagiaanku itu sebenarnya nihil. Menangis dan terus meratapi kehidupan pahit membuatku terlihat seperti orang yang paling lemah di dunia yang begitu mencekam ini. “Oziii !!” panggilan Ozan membuatku terbangun dari lamunan. “ada apa ? kau ini membuatku kaget saja. Apa itu yang kau bawa itu ?” tanyaku . “oh ini Zi, buku yang diberikan Bu Haji kemaren. Mengapa kau tak datang kepengajian kemarin ?”
“Mama menyuruhku membersihkan gudang, dan aku sebentar lagi akan diusir dari rumah. Hahaha ” aku berpura-pura tegar .
“diusir ? ah, kau ini masih sempat-sempatnya bercanda . memangnya kau bikin kesalahan apa sih sampai mau diusir segala ?”
“Aku menghilangkan kunci gudang mamaku . Dan aku harus menemukannya hari ini. Kalau tidak … yah, begitulah”
“Aku bantu cari yuk !”
“Aku sudah seharian mencarinya. Aku capek. Biarlah aku pergi dari rumah mungkin itu yang terbaik buat mama”
“Yah, kalau memang itu sudah menjadi keputusanmu, aku tidak bisa berbuat banyak . O,ya aku lupa nenek menungguku dirumah. Aku harus pulang. Sampai nanti Zi ”
“Ozaaaan,ini bukumu ketinggalan !” teriakku keras
“Bawa saja dulu, aku akan kembali nanti !” jawab Ozan sembari berlari
Kubuka lembar demi lembar isi buku itu. Aku tertarik pada tulisan yang terdapat di halaman 12 . Anak sholeh yang selalu mendoakan orang tuanya dan selalu berbakti kepada kedua orangtuanya maka dapat mengangkat orang tuanya menuju surga.
“Mama, meskipun aku tidak mengetahui apa rencana Tuhan nantinya , tapi aku janji aku akan menjadi anak sholeh . suatu saat nanti aku akan membuatkan jembatan surga yang begitu kokoh untuk mama dan menunggu mama digerbang akhirat untuk membawakan sebuah kunci menuju surga”. Janjiku dalam hati.
“ Ya Allah, sayangilah mamaku, jauhkanlah dia dari siksa api neraka , dan dekatkan dia dengan surgaMu . Apabila hamba tak lagi bisa menemani mama di masa tuanya nanti hamba mohon lindungilah dia. Apabila mama hamba tersesat tuntunlah dia kejalan yang benar dan Engkau Ridhoi. Amin. Tapi, apakah hamba salah Ya Allah ? hamba menyerah begitu saja, hamba tidak tahu harus berbuat apa . Ya Allah Tuhan Yang Maha Bijaksana, hamba rela dengan keputusan yang akan Engkau berikan.” Tak terasa air mata menetes, membasahi sarung ungu milik almarmum papa. Seusai sholat Tahajud aku segera menulis surat untuk mama sebelum terlambat.
Mama, maaf Ozi tidak bisa menemukan kunci gudang milik mama. Sebagai gantinya Ozi akan membawakan kunci surga buat mama. Ozi sama papa nungguin mama kok di surga. Mama baik-baik ya. Ozi akan berkata pada Tuhan bahwa mama adalah orang yang paling menyayangiku. Dan mama akan diterima disisinya. O,iya Ma Ozi cuman pengen mama jadi
---------------------------------------------------------------
Sebelum surat itu selesai, Ozi meninggal di atas sajadah yang dipakainya seusai sholat Tahajud terakhirnya . Karena Ozi menderita penyakit yang sangat langka. Dimana disaat ia menangis ia akan mengalami serangan Reflex Anoxic Seizure (RAS ) dan itu dapat mengakibatkan kematian.